Jika karya adalah clue perabotan dalam dunia imajinasi. Maka iklan adalah koloni rayap yang siap menghancurkan perabotan itu dari dalam. Dia adalah seperangkat kesadisan yang selalu datang bersama senyap. Perlahan merebut diri kita. Merebut pemikiran kita. Hingga dialah kebenaran absolut yang mengendalikan pikiran kita.
Ketika melihat segala macam bentuk iklan. Berbagai jenis manusia seketika berubah. Perubahan terjadi karena iklan selalu mengagung-agungkan agar kita tertunduk pada hasrat. Budak hasrat. Kita?
Di Jember, sebuah koran lokal dengan inisial ‘Radar Jember’ mempunyai salah satu rubrik untuk publik. Bisa kita artikan sebagai ruang bagi publik untuk menyuarakan ekpresinya. Akan tetapi tetap saja ada berbagai macam bentuk atibut kepentingan di sana. Misalnya saja dalam rubrik Seni dan Budaya, karya sastra para kontributor harus bertanding dengan space iklan.
Terlebih jangankan memberikan bayaran yang sesuai dengan hasil kerja para kontributornya, menyapa para kontributor dalam email saja tak pernah. Sungguh redaktur yang malas sekali atau mungkin malah antisosial. Memanfaatkan hasil kerja orang lain demi kontinyuitas oplah cetaknya setiap hari.
Di sisi lain yang lebih menakutkan dari koran lokal. Koran itu tidak akan berani memuat berita yang berlawanan atau tidak sepaham dengan penyumbang iklan dalam medianya. Bukankah publik berhak tau atas segala informasi yang menyangkut publik an sich. Lantas mengapa penyumbang iklan menjadi lembaga sensor ketiga setelah pemimpin redaksi dan pemimpin perusahaan. Aih, pemimpin redaksi memang bukan raja dalam sebuah perusahaan media, karena masih ada tuhan dalam wujud pasar modal.
Ya, yang awal dari seni adalah hasil perkawinan antara realitas dan imajinasi. Maka dari itu Babebo edisi #3 kali ini mencoba merangkum realitas kemudian menungkan dalam gambar dan kata. Karena segala yang bernama kebenaran hanya bersifat sementara. Maka kami menodong bantuan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca imajinasi sekalian.
Terima kasih kepada Chandra Mind Zine, Saiful Bachri, juga pare pegiat zine yang telah membantu persalinan Babebo Zine #3 ini.
Viva Imadjinasi...!!